Archive for October, 2009

Malaysia, Teroris Seni Budaya

October 7, 2009
Rabu, 07-10-2009 RSS Feed

Malaysia, Teroris Seni Budaya

Senin, 24-08-2009 11:23:05 oleh: Anwariansyah
Kanal: Opini

Malaysia, Teroris Seni Budaya Malaysia bikin ulah lagi. Setelah beberapa kali mengakui sejumlah seni budaya kita – yang sudah diketahui dunia sebagai seni budaya Indonesia – sebagai bagian dari seni budaya mereka, Malaysia kembali “mengklaim” salah satu seni budaya Indonesia melalui iklan kunjungan ke Malaysia.

Tari Pendet yang sudah dikenal oleh manca negara sebagai tarian khas Bali, yang juga berarti milik Indonesia, tiba-tiba dimunculkan dalam iklan kunjungan ke Malaysia (internasional.kompas.com). Sungguh, tingkah negara jiran ini bikin telinga kita memerah lagi.

Teroris seni budaya

Kata teror berasal dari bahasa Inggris, terror yang mempunyai makna 1. Yang kuat, tajam, ketakutan yang menaklukkan perasaan, yang menyebabkan keresahan atau kekalutan; 2. Satu kejadian atau penyebab ketakutan atau ketertarikan yang kuat; tingkat kualitas dari penyebab teror untuk dijadikan sebuah teror oleh orang jahat. Sedangkan teroris (B.Ing.terrorist) adalah orang yang melakukan teror atau menyebarkan rasa takut, keresahan dan kekalutan terhadap orang lain.

Dari arti kata teror di atas, sangat jelas tindakan Malaysia yang mengakui seni tari Pendet dan juga beberapa seni budaya Indonesia lainnya sebagai unsur seni budaya mereka bisa dikatagorikan tindakan teror karena telah menyebabkan keresahan di tengah masyarakat Indonesia, secara khusus bagi masyarakat pemilik asli seni budaya tersebut, yakni masyarakat Bali. Dan berarti Malaysia bisa disebut sebagai negara teroris, yang tindakannya telah meresahkan bangsa lain, yakni Indonesia dan orang Bali.

Tanggung jawab Pemerintah Indonesia

Sudah saatnya pemerintah Indonesia secara proaktif bergerak dan mengambil tindakan terhadap teroris seni budaya ini. Karena ini bukan sekedar pengakuan, tapi sudah mengarah kepada perampokan seni budaya, kekayaan pribadi bangsa Indonesia.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mempunyai UNESCO (United Nation Education Scientifis and Cultural Organisation) sebuah badan yang mengurusi masalah pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan tingkat dunia. Lemparkan permasalahan “tetangga yang tidak tahu diri dan culas” ini kepada dunia. Biarkan masyarakat dunia yang memberikan penilaian keadilan terhadap permasalahan ini. Jangan sampai “rasa muak” masyarakat Indonesia bertransformasi menjadi kebencian mendalam, dan memicu pertikaian yang lebih jauh.

Seni budaya Indonesia adalah warisan turun-temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia. Sebuah pusaka yang wajib dijaga dan dilestarikan, terus dibina dan dikembangkan sebagai identitas bangsa. Ketika pusaka itu sudah tidak diperhatikan dan dipelihara, maka siapa saja dengan mudah mengambil dan memilikinya. Yang bertanggung jawab akan hal ini adalah kita semua, khususnya pemerintah yang berkuasa.

Akhirnya pertanyaannya adalah; apa lagi setelah tari Pendet ini?

seni drama film and sinematography

October 7, 2009

Dramaturgi Film

Dramaturgi adalah disiplin/ilmu/kaidah-kaidah yang berkenaan dengan karya dramatik (seni peran).
Adegan Dramatik adalah adegan yang mampu mengikat perhatian dan emosi penonton sehingga emosi mereka ikut terlibat.
Character adalah nilai yang mencitrakan pesona (abstrak) tempat bertumpunya persoalan dan peristiwa sehingga cerita (drama) terbangun.
Jenis karakter:

  1. Protagonis adalah tokoh utama yang menggerakkan plot.
  2. Antagonis adalah tokoh menentang keinginan protagonis.
  3. Deutragonis adalah tokoh lain di pihak protagonis.
  4. Foil adalah tokoh lain di pihak antagonis.
  5. Raisoneur adalah tokoh yang dijadikan pengarang sebagai perwakilan pikiran pengarang secara langsung.
  6. Tritagonis/Confidante adalah tokoh yang dipercaya oleh protagonis dan antagonis.
  7. Utility adalah tokoh pembantu/pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita/kesinambungan dramatik.

Bentuk Karakter:

  1. Flat Character adalah karakter yang datar dari awal hingga akhir (hitam_putih).
  2. Round Character adalah karakter yang dibentuk dengan proses karakterisasi sempurna.
  3. Caricatural Character adalah karakteryang tidak wajar, satiris, menyindir.
  4. Theatrical Character adalah karakter yang tidak wajar, unik, bersifat simbolis.

Unsur Cerita:

  • tema/ide.
  • karakter
  • plot (suspense dan surprice)
  • bahasa
  • motivasi

Wilayah Kajian Dramaturgi:

  • bagaimana mengimajinasikan…
  • bagaimana menuliskan (cerita skrip)…
  • bagaimana memainkan…
  • bagaimana menikmati (menonton)…

Memilih aktor/aktris melalui teori casting:

  1. Casting by Ability yaitu berdasarkan kemampuan berakting; untuk peran utama dan spesifik.
  2. Antitype Casting/Casting Against type yaitu pemilihan yang berkaitan dengan watak atau fisik pemain dan menentang persepsi umum tentang karakter.
  3. Casting to Emotional Temperament yaitu memilih pemain dengan melakukan observasi adanya kesamaan watak, fisik dengan karakter.
  4. Therapeutics Casting yaitu menentukan pemain dengan watak yang bertentangan dengan karakter, tujuannya sebagai terapi psikologis.
Diposkan oleh seni drama film and sinematography by meta

DRAMA PERCINTAAN

October 7, 2009
FILM PERCINTAAN DI FESTIVAL SINEMA PRANCIS
Written by Ruby    Wednesday, 01 April 2009 22:42 PDF Print E-mail

Film-film bertema percintaan akan menghiasi layar lebar dalam Festival Sinema Prancis yang tahun ini telah memasuki penyelenggaraan yang ke-14.

Jakarta, 1/4 (Entertainment Roll) – Film-film bertema percintaan akan menghiasi layar lebar dalam Festival Sinema Prancis yang tahun ini telah memasuki penyelenggaraan yang ke-14.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Phillipe Zeller dalam konferensi pers Festival Sinema Prancis di Jakarta, Selasa, mengungkapkan kegiatan ini merupakan upaya untuk memperkenalkan kebudayaan Prancis yang sangat beragam dan berbeda-beda. Melalui film-film yang diputar pada 17-26 April di Jakarta itu diharapkan terjalin hubungan baik antara kedua negara, serta menginspirasi publik lewat film-film buatan Prancis.

“Sebanyak 20 film yang akan diputar di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya merupakan representasi dari Prancis sekaligus kami ingin mempromosikan kebudayaan negeri kami yang beragam,” katanya.

Festival Sinema Prancis diselenggarakan Kedutaan Besar Prancis di bawah Bagian Kebudayaan dan Kerja sama. Sebanyak 20 film yang diputar tersebut telah dipilihkan yang terbaik selama kurun waktu produksi 2007-2008.

“Prancis biasanya diidentikkan dengan sesuatu yang romantis karena itu film-film yang dipilih banyak yang berjenis drama percintaan, tapi selain itu juga ada beberapa film yang berjenis thriller, komedi, sejarah, aksi laga, spionase, dan drama.

Film yang akan diputar di antaranya “Un baiser s`il vous plait”, “Ce soir je dors chez toi”, “Je crois que jel`aime”, dan “Modern Love”. Selain itu yang istimewa dari festival ini adalah hadirnya dua film yang telah memenangkan berbagai penghargaan pada festival film internasional yaitu “Entres les murs: yang meraih Palme d`Or di Cannes Film Festival 2008.

Sedangkan film lainnya yang juga istimewa adalah “Tout est pardome”, merupakan salah satu film Directors` Fortnight di Canees 2007.

Bintang film Marsha Timothy dan Nicholas Saputra diangkat menjadi Duta Festival. Mereka diharapkan dapat mengajak publik untuk menyaksikan film-film Prancis.

Mereka dipilih karena merupakan aktor dan aktris muda Indonesia yang sangat berbakat, mereka telah menandai perfilman Indonesia dan menginspirasi jutaan penonton,” kata Atase Audio-Visual KEdutaan PErancis, Frederic Alliod.

Di Jakarta, seluruh film akan diputar di bioskop Blitzmegaplex Grand Indonesia dan Studio XXI FX Plaza. Tiket dijual seharga Rp15 ribu khusus untuk pemutaran film di Jakarta, sedangkan untuk pemutaran di daerah meliputi Balikpapan, Yogyakartam Bandung, Surabaya, dan Denpasar, semuanya digratiskan.

Nicholas Saputra dan Marsha Timothy yang hadir dalam konferensi pers mengaku sepakat bila film-film Prancis membuat mereka sangat terkesan, baik dari segi ide cerita, gaya tutur, produksinya, hingga ke industri film Perancis yang menghasilkan film-film kelas dunia.

KESENIAN BALI – SENI DRAMA DAN TARI

October 7, 2009

Drama dan tari tidak dapat dipisahkan. Keduanya seperti dua warna permukaan daun sirih, sama-sama mengandung rasa dan aroma yang tidak berbeda. Budaya Bali memiliki banyak sekali ragam kesenian Drama dan Tari. Ini menunjukkan bahwa budaya kita sangat beradab. Drama dan tari penuh dengan simbol-simbol. Baik simbol dari kehidupan nyata maupun simbol kehidupan alam lain dan mimpi-mimpi. Hanya peradaban manusia yang mengerti arti simbol. Simbolisme yang digambarkan oleh para seniman drama dan tari di Bali sangat komunikatif. Tidak hanya menghibur hati, tetapi dapat memberikan pedoman yang mudah dicerna tentang benar dan salah, tentang baik dan buruk. Drama dan tari tidak hanya menghubungkan nalar dan rasa antar manusia, tetapi juga menghubungkan alam sekala dan niskala manusia secara harmonis dan estetis. Mengalir terus dipenuhi dengan inovasi baru yang tak pernah terbendung.

Inilah jenis dan macam-macam drama dan tari yang terkumpul sampai saat ini. Masih banyak ruang kosong, pasti terisi, tidak lama lagi. Diurutkan menurut abjad:

Sumber: Team Survey ASTI Kembali 1 langkahKembali ke atas
© Yayasan Bali Galang. All rights reserved.

Seni Patung Akan Mempercantik Sekitar Anda

October 7, 2009

Foto : Vibizlife/Rut Avianti

Membuat karya seni patung itu termasuk dalam seni rupa, yang biasanya dibuat dengan cara dipahat, dibentuk dengan tanah liat atau dicetak. Karya seni patung itu sudah ada di seluruh dunia dan tidak hanya ada di Indonesia. Biasanya di setiap Negara bentuk patungnya berbeda-beda dan salah satunya karena dipengaruhi oleh agama.

Kalau Anda pergi ke negara lain, pasti Anda akan sering meilhat banyak patung-patung berdiri disana. Sehingga tidak jarang, kalau karya seni patung itu ada yang memang sengaja dibuat untuk memberikan ciri khas bagi negara itu atau bisa juga untuk menjadi suatu simbol tertentu. Contohnya saja seperti negara kita sendiri ada Candi Borobudur dan Candi Prambanan, candi itu dibuat karena dipengaruhi oleh agama.

Foto : Vibizlife/Rut Avianti

Foto : Vibizlife/Rut Avianti

Tapi ada juga yang dibuat untuk menjadi simbol negara, yaitu Amerika Serikat dengan patung Liberty dan masih banyak lagi yang lain. Tapi yang pasti karya seni patung itu dibuat karena ada suatu tujuan. Begitu juga dengan patung yang ada di perumahan mewah di kawasan Pondok Indah, patung-patung itu dibuat untuk memberikan rasa nyaman bagi para penghuni dan pengguna jalan.

Foto : Vibizlife/Rut Avianti

Ternyata tujuan membuat patung itu tidak hanya berguna bagi orang-orang yang tinggal disekitarnya, tapi juga bagi orang yang menjadi pengguna dari jalanan itu. Kalau begitu membuat patung ada untungnya juga kan ? Bahkan karya seni yang satu ini, dapat mempercantik lingkungan di sekitar Anda.

(rut avianti/VBL)

Seni Pahat & Patung

October 7, 2009

Fungsi Patung Bagi Suku Dayak
Suku Dayak mengenal seni pahat patung yang berfungsi sebagai ajimat, kelengkapan upacara atau sebagai alat upacara.

Patung Ajimat
Patung sebagai ajimat terbuat dari berbagai jenis kayu yang dianggap berkhasiat untuk menolak penyakit atau mengembalikan semangat orang yang sakit.

Patung Kelengkapan Upacara
Patung-patung kecil untuk kelengkapan upacara biasanya digunakan saat pelaksanaan upacara adat seperti pelas tahun, kuangkai, dan pesta adat lainnya. Patung kecil ini terbuat dari berbagai bahan, seperti kayu, bambu hingga tepung ketan.

Patung Blontang
Patung blontang suku Dayak ini mengingatkan kita pada totem yang dimiliki oleh suku Indian di Amerika.

Patung Alat Upacara
Patung sebagai alat upacara contohnya adalah patung blontang yang terbuat dari kayu ulin. Tinggi patung antara 2 – 4 meter dan dasarnya ditancapkan kedalam tanah sedalam 1 meter.

Motif Pahatan Suku Dayak
Suku Dayak memiliki pola-pola atau motif-motif yang unik dalam setiap pahatan mereka. Umumnya mereka mengambil pola dari bentuk-bentuk alam seperti tumbuhan, binatang serta bentuk-bentuk yang mereka percaya sebagai roh dari dewa-dewa, misalnya Naang Brang, Pen Lih, Deing Wung Loh, dan sebagainya.

Related Links:
>>   Seni Kriy

REF : GOOGLE.COM

DIMANA SENI PATUNG DI JAWA BARAT

October 7, 2009

OLEH: LISA WIDIARTI

Seni selalu hadir pada setiap periode sejarah manusia dengan keaneka ragaman ekspresinya. Sebagai salah satu produk budaya, kesenian selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Karya-karya seni yang kita warisi tidak saja berbeda dari jaman ke jaman, dari satu ruang kebudayaan ke ruang kebudayaan yang lain, juga di dalam kebudayaan yang sama pun terdapat aliran-aliran yang berbeda, malah kadang-kadang sejajar pada waktu yang sama.

Perkembangan yang terjadi berawal dari pandangan manusia yang selalu dinamis dalam ide, yang terefleksi dalam proses dan berakhir pada terbentuknya wujud karya seni. Pendapat tentang apa itu seni nampaknya akan terus berkembang tergantung dari sudut mana mereka memandang. Puluhan definisi, atau ratusan, bahkan ribuan definisi seni akan lahir. Kita dapat membayangkan betapa sulit mencari definisi seni mana yang dijadikan pegangan.

Bila kita bertitik tolak berdasarkan pendapat bahwa seni adalah ungkapan pikiran dalam suatu bentuk nyata, maka kemungkinan penyebab perubahan aliran/style dikarenakan adanya perubahan di dalam kesadaran manusia. Dengan demikian karya seni mencerminkan cara berpikir dan pengalaman subjektif pada suatu masa tertentu.

Seni patung sebagai salah satu cabang seni rupa telah hadir jauh sebelum manusia mengenal peradaban modern seperti sekarang. Di zaman itu patung dihadirkan sebagai alat ritual dan dianggap sebagai benda keramat serta disucikan. Sekarang patung telah mengalami perubahan, baik dari segi fungsi, material dan perwujudan bentuk. Patung tidak lagi mencerminkan simbol komunal melainkan bergeser sebagai medium aspirasi pribadi si pematung.

Awal pertumbuhan seni patung di Indonesia diilhami oleh semangat nasionalisme. Tradisi pembuatan patung kepahlawanan di Yogyakarta berlanjut di Jakarta. Identitas patung kepahlawanan dengan gaya realis masih terus diterapkan pada patung-patung monumen yang ditempatkan dibeberapa sudut yang strategis di wilayah kota Jakarta. Dalam hal ini Presiden Soekarno sebagai pecinta seni dan pembina seni sangat berperan dalam menentukan tema dan gaya ekspresi patung.

Para pematung berusaha memberikan interpretasi bentuk dalam batas-batas pesan yang telah dirumuskan dalam bahasa bentuk patung yang mampu membakar semangat perjuangan. Dalam kondisi proses cipta semacam ini karya pematung memang tampak kehilangan kemandiriannya dan kehilangan kebebasan sebagai ciptaan pribadi.

Pertumbuhan seni patung di Indonesia kini cenderung berjalan sendiri-sendiri. Sekelompok pematung konvensional sengaja mempertahankan ideologi pasar sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan investor dan kolektor seni. Sementara kelompok yang menyatakan diri sebagai pematung “modern”, perjalanannya mengarah dan berkiblat kepada konsepsi. Konsepsi yang bertolak pada penonjolan ide, kini merambah dalam berbagai multi; dari multi media sampai multi idea. Instalasi yang mula-mula tumbuh dari tradisi seni patung, telah membaur dengan instalasi dari jurusan yang lain yang sama-sama produk seni rupa kontemporer.

Jelajah Seni Patung Masa Kini

Sekitar paruh pertama 70-an sejumlah mahasiswa seni patung di perguruan seni rupa kita mulai mencoba menjelajahi kemungkinan-kemungkinan baru. Para mahasiswa itu menampilkan macam ragam eksperimen, melintas batas bunyi, bau, dan bahkan menempatkan tubuh sendiri sebagai medium. Eksperimen tersebut kerap didefinisikan “merespons” ruang. Bergesernya patung-patung tunggal ke instalasi, merupakan penjelajahan ruang tak terbatas dalam dunia seni patung itu sendiri.

Instalasi patung untuk pertamakalinya diperkenalkan oleh Jim Supangkat seorang mahasiswa studio seni patung ITB. Pada 1975 ia mengajukan Tugas Akhir berjudul “Kamar Seorang Ibu dan Anaknya”. Karya itu sama sekali melepaskan diri dari sensibilitas sebuah karya patung. Sensasi rupa yang hangat pada patung seperti; bentuk, barik, plastisitas, bergeser ke narasi yang terasa dingin. Muatan cerita tiba-tiba mengambil peran yang jauh lebih besar dari pada penjelajahan bentuk. Kepercayaan pada universitas ditinggalkan, dan ia beralih pada konteks tertentu. Inilah instalasi (patung) pertama walau pun istilah instalasi belum dikenal dimasa itu, diloloskan maju ke sidang akademi. Jim Supangkat lulus sangat memuaskan dengan karya tersebut.Pembaharuan dalam bidang seni patung ini terus berlanjut pada periode berikutnya yang diikuti oleh aksi-aksi dari sejumlah pematung-pematung muda lainnya (mahasiswa studio seni patung), baik di Bandung atau pun di Yogyakarta.

Memasuki abad 21, kita dihadapkan berbagai masalah sosial, budaya, politik, ekonomi, dan berbagai segi kehidupan yang berkaitan dengan moralitas. Maka munculah beberapa kelompok pematung muda mencoba menawarkan berbagai wacana dalam berbagai bentuk performance art, instalasi art dan collaboration art, sebagai pijakan berkarya. Mereka mencoba mengangkat berbagai wacana politik, sosial, ekonomi, moralitas dalam fenomena yang ia racik dalam multi media dan multi-idea. Mereka tidak lagi membatasi disiplin seni atau cabang seni yang terkotak-kotak oleh modernisme yang lahir dari dorongan untuk menjaga standar nilai estetik. Namun mereka berangkat dari keragaman tafsir dari realitas yang mereka rasakan bersama, sehingga karya-karya mereka bernuansa kehidupan sosial yang mengarah pada universalilasi gagasan, karena mereka nampaknya ingin melepaskan diri dari kungkungan individu yang terhimpit oleh ruang dan waktu.

Seni patung Sumatera Barat

Dalam peta budaya, pengertian “Sumatera Barat” harus dipandang sebagai suatu bentuk yang bercorak multi budaya. Maka pengertian “Seni Patung Sumatera Barat”, bukan berarti seni patung yang dibuat oleh orang Minang saja, tetapi seni patung yang mempunyai “roh” yang bernafaskan Sumatera Barat yang multi-budaya. Yang menjadi permasalahan kini, yakni bagaimana memberikan kehidupan terhadap seni patung yang punya nafas Sumatera Barat yang multi-budaya dan multi-tradisi tersebut.

Sebenarnya yang menjadi permasalahan bukan apa dan seperti apa “Seni Patung Sumatera Barat”, karena dalam mewujudkan karyanya bisa saja dalam bentuk apa pun, seperti; konvensional, modern atau wacana kontemporer, asalkan pematungnya paham dengan apa yang dibuat serta mampu mengkomunikasikannya pada si pengamat. Dan yang terpenting dari semua itu, perlu adanya perenungan apakah karya tersebut sudah memiliki kekhasan dan corak tersendiri dalam peta seni patung Indonesia.

Seni patung berlabel “Sumatera Barat” memang perlu untuk dipertanyakan. Seperti kalimat yang tertera pada judul makalah ini “Dimana Seni Patung Sumatera Barat…?” memiliki makna ambigu, bisa jadi mempertanyakan dimanakah atau sudah muncul atau belumkah seni patung di Sumatera Barat, atau bisa juga memiliki makna bagaimana eksistensi seni patung Sumatera Barat dalam peta perkembangan seni patung Indonesia.

Bila kita melihat perkembangan seni patung di Yogyakarta dan Bandung yang merupakan kota sentra seni di Indonesia, ternyata sebagian besar dari pematungnya yang telah mempunyai nama besar dalam bidang seni patung di Indonesia adalah orang Minang. Nama-nama tersebut diantaranya; Syahrizal Koto, Kasman KS, Rudi Mantofani, Handiwirman, Yusra Martunus, dll (di Yogyakarta) dan Amrizal Salayan (di Bandung). Bagaimana andil pelaku seni khususnya pematung yang berada di kampung halaman (Sumatera Barat) dalam peta seni patung Indonesia?

Sesungguhnya kehidupan seni patung yang sudah berlangsung sejak jaman prasejarah telah memasuki era baru dalam perkembangannya di Indonesia dan merupakan bagian dari kehidupan seni rupa yang terutama mempergunakan media ruang, bentuk, garis dan warna.

Persoalan pematung bukanlah hanya menciptakan karya-karya berkualitas. Di dalam menjalankan profesinya ia akan selalu berhadapan dengan persoalan yang berhubungan dengan masalah hak dan kewajibannya sebagai seorang pematung, yang seringkali cukup rumit dan pada kenyataannya banyak diantara pelaku seni baik seniman, kolektor, galeri serta masyarakat umum memiliki pemahaman yang sangat minim mengenai hal ini.

Pengkayaan bahasa seni rupa merupakan kebutuhan agar penghayatannya dapat semakin meluas ke arah berbagai media sehingga terbuka kemungkinan untuk memperkaya imajinasi dan kemampuan berekspresi. Kebebasan mencipta bagi seniman merupakan hak azazi yang perlu dipertahankan dalam kehidupan berkesenian pada umumnya dan merupakan bagian dari kebebasan manusia secara keseluruhan.

Dengan menyadari semua itu, dengan kesadaran dan tanggung jawab yang mendalam, baik sebagai pribadi maupun warga bangsa, para pematung Indonesia membentuk suatu wadah kegiatan yang bernama Asosiasi Pematung Indonesia disingkat API, yang terbentuk tanggal 7 Juli 2000 berkedudukan di Yogyakarta (API Pusat), untuk selanjutnya diberbagai daerah di seluruh Indonesia dapat didirikan API Daerah.

Adapun API bertujuan untuk membina dan mengembangkan seni patung di Indonesia dengan: a. meningkatkan kreativitas, kemampuan teknis dan kemampuan intelektual para pematung, b. meningkatkan kesadaran berorganisasi dikalangan para pematung, c. meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni patung. Inisiatif kegiatan adalah mengupayakan pertemuan antar para seniman, dan antara seniman dan para pakar dibidang lain, baik dalam cakupan lokal, nasional maupun internasional, dalam rangka meningkatkan kreativitas berkarya dan juga untuk mengembangkan pemikiran dan memperluas wawasan.

Berkaitan dengan itu, Asosiasi Pematung Indonesia cabang Sumatera Barat yang terbentuk pada tanggal 25 Februari 2005 yang lalu mencoba memanfaatkan wadah API sebagai tempat berkumpulnya seniman patung yang berada di Sumatera Barat, dan mengajak pematung senior ataupun para pematung pemula, serta yang berminat dalam bidang seni patung untuk ikut bergabung dan saling bertukar pikiran dalam bidang seni patung, demi memajukan seni patung di Sumatera Barat.

Salah satu program API Sumatera Barat adalah melaksanakan kegiatan pameran seni patung yang Alhamdulillah kegiatan tersebut saat ini sedang berlangsung yang sekaligus merupakan pameran I API Sumatera Barat. Apakah pameran yang bertema “ Jelajah Patung Dalam Tradisi Minang” yang sedang berlangsung ini dapat menjawab minimal sebagian dari jawaban yang kita butuhkan? Jawabannya ada pada kita semua.(*)

(Disampaikan pada diskusi seni patung, Pameran Patung Jelajah Ruang dalam Tradisi Minang Asosiasi Pematung Indonesia / API Sumatera Barat, 20 September 2006 di Taman Budaya Padang)

Blues, Seni Musik Warisan Tradisi Islam

October 7, 2009

blues

Musik Blus sangatlah kental dengan tradisi Islam di Afrika. (SuaraMedia News)

Blues dikenal sebagai sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Musik yang mulai berkembang pesat pada abad ke-19 M itu muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di AS. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and response itu diyakini publik AS dipopulerkan oleh ‘Bapak Blues’–WC Handy (1873-1958).

Percayakah Anda bahwa musik Blues berakar dari tradisi kaum Muslim? Awalnya, publik di negeri Paman Sam pun tak meyakininya. Namun, seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York, Sylviane Diouf, berhasil meyakinkan publik bahwa Blues memiliki relasi dengan tradisi masyarakat Muslim di Afrika Barat.

Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua rekaman. Yang pertama diperdengarkannya kepada publik yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard itu adalah lantunan adzan–panggilan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat. Setelah itu, Diouf memutar Levee Camp Holler.

Rekaman kedua itu adalah lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun yang lalu. Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh komunitas kulit hitam Muslim asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca-Perang Sipil.

Lirik lagu Levee Camp Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan suara adzan–berisi tentang keagungan Tuhan. Seperti halnya lantunan adzan, lagu Levee Camp Holler itu menekankan kata-kata yang terdengar bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Cam Holler yang mirip adzan juga merupakan bukti adanya pertautan antara keduanya.

Publik yang hadir di ruangan itu pun takjub dengan kebenaran bukti yang diungkapkan Diouf. “Tepuk tangan pun bergemuruh, sebab hubungan antara musik Blues Amerika dengan tradisi Muslim jelas-jelas terbukti,” papar Diouf. “Mereka berkata, ‘Wow, benar-benar terdengar sama. Blues ternyata benar berakar dari sana (tradisi Islam)’.”

Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk, Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika Barat yang tinggal di Amerika. Sekitar tahun 1600 hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika Barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.

Menurut para sejarawan, sekitar 30 persen budak dari Afrika Barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika itu adalah Muslim. “Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen, namun banyak budak dari Afrika itu tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya,” cetus Curiel.

Mereka tetap melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari. Namun, sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika Barat adalah yang pertama kali menemukan benua Amerika sebelum Columbus. “Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya,” tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation.

Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya, They Came Before Columbus, membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam African Presence in Early America, Van Sertima menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.

“Columbus juga tahu bahwa Muslim dari pantai barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,” papar Van Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.

Curiel menambahkan, pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika terhadap musik Blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka mainkan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka untuk menabuh drum, karena khawatir akan menumbuhkan semangat perlawanan para budak.

Namun, penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika masih diizinkan untuk dimainkan karena dianggap mirip biola. Guru Besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz, Jerman, bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat musik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.

Secara khusus, Prof Kubik menulis sebuah buku tentang relasi musik Blues dengan peradaban Islam di Afrika Barat berjudul, Africa and the Blues, yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999. “Saya yakin banyak penyanyi Blues saat ini yang tak menyadari bahwa pola musik mereka meniru tradisi musik kaum Muslim di Arab,” cetusnya.

Secara akademis Prof Kubik telah membuktikannya. “Gaya vokal kebanyakan penyanyi Blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalam masyarakat di Afrika Barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke-7 dan 8 M,” paparnya. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.

Sedangkan, intonasi bergelombang merupakan rentetan yang beralih dari mayor ke skala minor dan kembali lagi. Hal itu sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca Alquran. Dengan fakta itu, papar Prof Kubik, para peneliti musik seharusnya mengakui bahwa Blues berakar dari tradisi Islam yang berkembang di Afrika Barat.

Meski telah dibuktikan secara akademis, namun masih banyak pula yang tak mengakui adanya pengaruh tradisi masyarakat Muslim Afrika dalam musik Blues. “Non-Muslim sangat sulit untuk meyakini fakta itu, karena mereka tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang peradaban Islam dan musik Islami,” ungkap Barry Danielian, seorang pemain terompet yang tampil bersama Paul Simon, Natalie Cole, dan Tower of Power.

Suara lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran yang biasa dilantunkan para Muslim kulit hitam di Amerika mengandung musikalitas. “Dalam jamaah saya, kata Danielian yang tinggal di Jersey City, New Jersey, ‘Ketika kami berkumpul dan sang imam datang ada ratusan orang dan kami melantunkan doa, pasti terdengar sangat musikal. Anda akan mendengar musikal itu seperti orang Amerika menyebut Blues.’” Begitulah tradisi Islam di AS telah melahirkan sebuah aliran musik bernama Blues. N hri

Musik dalam Peradaban Islam

Bagaimanakah Islam memandang musik? Ada dua pandangan di dalam Islam terhadap musik. Ada ulama yang membolehkan dan ada pula yang melarangnya. Perbedaan ini muncul lantaran Alquran tak membolehkan dan melarangnya.

Ulama terkemuka Dr Yusuf Al-Qardawi dalam bukunya, Al-Halaal wal Haraam fil Islam, memperbolehkan musik dengan sejumlah syarat. Sebenarnya, sejumlah ritual keagamaan yang dijalankan umat Islam mengandung musikalitas. Salah satu contohnya adalah alunan adzan. Selain itu, ilmu membaca Alquran atau ilm al-qiraah juga mengandung musik.

Meski begitu, Al-Albani melarang umat Islam untuk bermusik. Ia mendasarkannya pada salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari. “Akan ada dari ummatku kaum yang menghalalkan zina, memakai sutra, minuman keras, dan alat-alat musik.”

Secara umum, umat Islam memperbolehkan musik. Bahkan, di era kejayaannya, umat Islam mampu mencapai kemajuan dalam bidang seni musik. Terlebih lagi, musik dan puisi menjadi salah satu tradisi yang berkembang di Semenanjung Arab sebelum kedatangan Islam.

Pencapaian peradaban Islam dalam bidang musik tercatat dalam Kitab Al-Aghani yang ditulis oleh Al-Isfahani (897 M-967 M). Dalam kitab itu, tertulis sederet musisi di zaman kekhalifan, seperti Sa’ib Khathir (wafat 683 M), Tuwais (wafat 710 M), dan Ibnu Mijjah (wafat 714 M). Penyebaran Islam ke seluruh penjuru jazirah Arab, Persia, Turki, hingga India, semuanya memilik tradisi musik.

Seni musik berkembang pesat di era kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Para ilmuwan Muslim banyak menerjemahkan risalah musik dari Yunani terutama ketika Khalifah Al-Ma’mun berkuasa. Para Khalifah Abbasiyah pun turut mensponsori para penyair dan musisi. Salah satu musisi yang karyanya diakui dan disegani adalah Ishaq Al-Mausili (767 M-850 M).

Pada awal berkembangnya Islam, musik diyakini sebagai cabang dari matematika dan filsafat. Tak heran, jika matematikus dan filosof Muslim terkemuka, Al-Kindi (800 M-877 M), adalah ahli teori musik yang kesohor. Al-Kindi juga tercatat sebagai ilmuwan yang menjadikan musik untuk pengobatan dan penyembuhan penyakit. Ia menulis tak kurang dari 15 kitab tentang musik, namun yang masih ada tinggal lima. Al-Kindi adalah orang pertama yang menyebut kata ‘musiqi’.

Tokoh Muslim lainnya yang juga banyak menyumbangkan pemikirannya bagi musik adalah Al-Farabi (870 M-950 M). Ia tinggal di Istana Saif al-Dawla Al-Hamdan¡ di kota Aleppo. Matematikus dan filosof ini juga sangat menggemari musik serta puisi. Selama tinggal di istana itu, Al-Farabi mengembangkan kemampuan musik serta teori tentang musik.

Al-Farabi juga diyakini sebagai penemu dua alat musik, yakni rabab dan qanun. Ia menulis tak kurang dari lima judul kitab tentang musik. Salah satu buku musiknya yang populer bertajuk, Kitabu al-Musiqa to al-Kabir, atau The Great Book of Music. Berisi teori-teori musik dalam Islam.

Pemikiran Al-Farabi dalam bidang musik masih kuat pengaruhnya hingga abad ke-16 M. Kitab musik yang ditulisnya itu sempat diterjemahkan oleh Ibnu Aqnin (1160 M-1226 M) ke dalam bahasa Ibrani. Selain itu, karyanya itu juga dialihbahasakan ke dalam bahasa latin berjudul De Scientiis dan De Ortu Scientiarum. Salah satu ahli teori musik Muslim lainnya adalah Ibnu Sina. (rpb) http://www.SuaraMedia.com

Seni Musik Kutai

October 7, 2009

1. Tingkilan
Seni musik khas suku Kutai adalah musik Tingkilan, kesenian ini memiliki kesamaan dengan kesenian rumpun Melayu. Alat musik yang digunakan adalah Gambus (sejenis gitar berdawai 6), ketipung (semacam kendang kecil), kendang (sejenis rebana yang berkulit sebidang dan besar) dan biola.

Musik Tingkilan disertai pula dengan nyanyian yang disebut betingkilan. Betingkilan sendiri berarti bertingkah-tingkahan atau bersahut-sahutan.

Dahulu sering dibawakan oleh dua orang penyanyi pria dan wanita sambil bersahut-sahutan dengan isi lagu berupa nasihat-nasihat, percintaan, saling memuji, atau bahkan saling menyindir atau saling mengejek dengan kata-kata yang lucu. Musik Tingkilan ini sering digunakan untuk mengiringi tari pergaulan rakyat Kutai, yakni Tari Jepen.

2. Hadrah
Kesenian ini mempergunakan alat musik terbang atau rebana. Kesenian ini dibawakan sambil menabuh terbang tersebut disertai nyanyian dalam bahasa Arab yang diambil dari kitab Barjanji.

Kesenian ini umumnya ditampilkan untuk mengarak pasangan pengantin atau ketika mengarak pengantin pria menuju ke rumah mempelai wanita. Selain itu, kesenian ini juga sering ditampilkan pada upacara Tasmiyah dan Naik Ayun, serta pada perayaan hari-hari besar Islam.

KERONCONG

October 7, 2009

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

  • Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya
  • Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

2.2 Pengertian Keroncong

Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco.

2.3  Sejarah Musik Keroncong

Keroncong dikatakan bermula di Pulau Jawa pada abad ke-16 sewaktu pengaruh Portugis mula bertapak di kawasan Tenggara Asia. Ketika itu, seni muzik gamelan digemari di seluruh Pulau Jawa. Alat-alat muzik Barat telah digunakan untuk memainkan lagu-lagu daerah termasuk gamelan.

Proses penyesuaian ini mengambil masa yang lama. Hasilnya seni muzik keroncong menjadi sempurna pada akhir abad ke-19. Namun begitu corak muzik keroncong ini berubah dari semasa ke semasa.

Bentuk seni keroncong dengan seni muzik gamelan mempunyai beberapa aspek yang hampir sama misalnya rentak dan bentuk melodinya. Muzik gamelan dimainkan dengan cara yang teratur, tetapi muzik keroncong dapat ditokok tambah mengikut perasaan pemain-pemainnya. Alat melodi dan bentuk suara yang digunakan dalam persembahan keroncong juga lebih luas.

Antara alat muzik keroncong ialah biola, seruling, gitar, cello, double-bass, cak, keroncongHawaii, akordian atau vibrofon. mungkin menambah alat-alat lain seperti alat gitar

Muzik keroncong berkembang ke Malaysia dengan kedatangan orang-orang Jawa pada awal abad ke-20. Dikalangan kaum Baba dan Nyonya, lagu keroncong sangat digemari. Di Indonesia, ramai keturunan Cina yang meminati lagu keroncong dan ada antara mereka yang menjadi pencipta terkenal.

Dalam tahun lima puluhan, di negeri Johor khasnya di Johor Bahru telah wujud beberapa buah kumpulan muzik keroncong seperti ‘Suara Timur Keroncong Orkes’ di Kampung Stulang Darat, ‘Pepat Keroncong Party’ di Kampung Tambatan dan Mohd. Amin Johor Bahru, dan ‘Mawar Puteh Keroncong Party’ di Kampung Chik Ami Ngee Heng yang diketui oleh Encik Omar bin Abu Samah.

Pada ketika itu, muzik keroncong biasanya dipersembahkan di majlis jamuan atau pesta. Kini keroncong telah mula bertukar corak, sesuai dengan peredaran masa dan selera terutama cara persembahannya. Gubahan muzik keroncong dibuat untuk permainan pancaragam (orkestra) dan kumpulan gitar rancak.

2.4 Tokoh-Tokoh Keroncong

1. Buaya Keroncong

Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki “Buaya keroncong” oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.

Asal muasal sebutan itu berkisar pada lagu ciptaannya, Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Nah kira-kira pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai “Buaya Keroncong”

2. Imam D. kamus

Awalnya ia adalah anak band beraliran musik punk. Sambil menenteng biolanya, ia memainkan musik sebagai kesenangan pribadi saja. Mengembara dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pelukan jenis musik ke jenis lainnya. Semuanya demi memuaskan keinginan. Kesenangannya pada keroncong, mendorong Imam mendirikan beberapa orkes. Pada 1994, bersama kawan-kawannya di Gelanggang Seni Sastra dan Film (GSSTF) Unpad, ia mendirikan Orkes Keroncong Rindu Order. Ketika Rindu Order vakum pada 1998, tak berapa lama ia dan beberapa anak muda mendirikan Sarekat Krontjong (SK).

3. Tony
Tony adalah pemain musik keroncong berbakat tinggi sekaligus pencipta lagu yang handal. Dia juga yang memacu adik-adiknya untuk membawakan lagu ciptaan sendiri. Dia mahir memainkan gitar (melody), keyboard dan piano. Dibandingkan dengan Beatles, dia seperti gabungan antara John Lennon, Paul dan Goerge. Permainan pianonya sangat menonjol dalam lagu-lagunya. Nada-nada yang dipilihnya sederhana, tetapi sangat berperan dalam mempercantik lagu yang dimainkan.

4. Yon

Yon Koeswoyo adalah Vokalis utama Koes Plus ini tidak menonjol dalam bermain musik. Dia hanya memainkan ritem gitar. Tetapi suaranya yang bening menjadi kekuatan lain dari Koes Plus. Dia juga pencipta lagu yang handal. Kebanyakan lagu-lagu Yon adalah lagu bernada sendu,

5. Murry

Dia adalah plus dalam Koes Plus. Dialah satu-satunya anggota Koes Plus yang bukan dari keluarga Koeswoyo. Pukulan drumnya yang khas telah memberi warna tersendiri bagi Koes Plus. Pukulan drumnya mungkin tidak akan terasa bagus kalau dia bermain dengan kelompok lain. Tetapi digabung dengan permainan keyboard Tonny, pukulannya terasa istimewa. Sebagai pemain drum dia tidak hanya pelengkap. Permainan drumnya menjadi ciri khas dari lagu-lagu Koes Plus.

6. Gerard Mosterd

Kegamangan eksistensi Mosterd yang blasteran itu juga masih mewarnai karya ini. Mosterd yang berayah Belanda dan beribu dari Jawa Timur yang dibesarkan di Sumatera Utara itu pernah belajar balet klasik di Royal Conservatory, Den Haag. Namun, dia juga akrab dengan komunitas kesenian Gugum Gumbira sampai Sardono W Kusumo. Titik temu antara Eropa dan Asia itu boleh jadi adalah keroncong. Setidaknya keroncong muncul dalam dua karya Mosterd yang digelar di Jakarta. Tahun lalu, dia memunculkan Keroncong Moritsku. Mosterd memang tak berkesan mencari titik temu atau sintesa gerak Barat-Timur. Tak ada kesan gerak yang cenderung “menjawa” atau sebaliknya. Dia membiarkan dua latar belakang kultural itu berinteraksi secara natural

7. Andjar Any

Tokoh keroncong asal Solo, Andjar Any (66) yang juga pencipta lagu keroncong yang amat produktif, menyatakan tidak sependapat dengan banyak kalangan yang memprihatinkan masa depan musik keroncong. Katanya, munculnya musik campursari yang pada awalnya berangkat dari musik keroncong (asli/langgam), adalah fitrah dari kreativitas dan kebebasan seni untuk senantiasa melakukan pengembangan.

8. Kusbini

Seniman kelahiran 1 Januari 1910 di Desa Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur ini, memulai kariernya bersama Jong Indisce Stryken Tokkel Orkest (Jitso), sebuah kumpulan musik keroncong di Surabaya. Merasa belum puas dengan pengetahuan musik yang didapatnya secara otodidak, Kusbini mengikuti pendidikan musik Apollo di Malang. Sembari belajar, Kusbini yang mendapat julukan ‘buaya keroncong’ dari teman-temannya ini, terus tampil sebagai penyanyi keroncong dan pemain biola pada siaran Nirom dan Cirvo di Surabaya.

2.5 Jenis-jenis keroncong

Musik keroncong lebih condong pada irama (progresi chord) dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan patern yang berlaku. Jika kemudian akan dikembangkan, maka hendaklah tetap menjaga konsistensi patern tersebut.

Keroncong asli

Keroncong asli memiliki bentuk lagu A – B – C. Kebanyakan dibawakan sebanyak dua kuplet utuh (dari atas). Alur chordnya seperti tersusun di bawah ini:

  • | I , , , | I , , , | v , , , | V , , , | II , , , | II , , , | V , , , | V , , , | V , , , | V , , , |
  • | IV , , ,| IV , , ,|IV , , , | V , , , | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , | I , , , | IV , V , |
  • | I , , , | IV , V , | I , , ,| I , , , | V , , , | V , , , | I , , ,|

Keroncong asli terkadang juga di awali oleh prospel terlebih dahulu.Prospel adalah seperti intro yang mengarah ke nada/chord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flute, biola, atau gitar.

Langgam

Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A – A – B – A dengan pengulangan dari bagian A kedua. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur chord-nya sebagai berikut:

  • | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , |
  • | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , |
  • |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II , , , | II , , , | V , , ,| V , , ,|
  • | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , |

Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh.

Stambul

Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama “stambul” diambil dari Istambul di Turki.

REF BY : google.com